Sebelum membahas lebih lanjut mengenai peninggalan zaman praaksara, ada baiknya kita untuk mengetahui bahwa bahwa zaman praaksara itu dibagi menjadi 3 yaitu zaman paleothikum, neolithikum dan megalithikum. Dalam ketiga zaman yang terangkum sebagai zaman praaksara itulah terdapat beberapa peninggalan dapat diklarifikasi, yakni:
1. Kapak Genggam
![kapak genggam](https://sejarahlengkap.com/wp-content/uploads/2018/08/kapak-genggam-300x171.jpg)
Kapak genggam ini digunakan oleh manusia praaksara pada zaman paleolithikum sebagai alat penetak atau alat yang digunakan untuk membelah kayu, menggali umbi – umbian, memotong dagimg hewan buruan, serta berbagai keperluan lainnya. Kapak genggam ini memiliki kesamaan dengan kapak berimbas yang juga ditemukan pada zaman praaksara. Hanya saja kapak berimbas berukuran lebih besar bila dibandingkan dengan kapak genggam. Menurut salah satu sumber, kapak berimbas ini dibuat oleh manusia pithecantropus dan banyak ditemukan di Indonesia, khususnya kabupaten pacitan. Adapun kegunaannya tak jauh berbeda dengan kapak genggam, yakni untuk memotong daging hewan, dll.
2. Kapak Sumatera
Kapak sumatera ini juga dikenal dengan nama pebble. Sesuai namanya, kapak jenis ini banyak ditemukan di daerah sumatera, khususnya di Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatra, antara Langsa (Aceh) dan Medan. Sama seperti kapak genggam, kapak sumatera ini juga terbuat dari batu. Hanya saja, kapak sumatera atau pebble tersebut terbuat dari batu kali yang dipecah-pecah, berbentuk bulat serta memilik permukaan yang lebih halus. Kapak ini diduga merupakan hasil kebudayaan jaman Mesolithikum, dimana manusia pada waktu itu sudah mulai hidup menetap, namun kadang juga masih berpindah-pindah atau semi nomaden.
3. Kapak Pendek
![kapak pendek](https://sejarahlengkap.com/wp-content/uploads/2018/08/kapak-pendek-300x182.jpg)
Sama seperti kapak sumatera, kapak pendek ini banyak ditemukan di daerah sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatra. Para peneliti kemudian mencari persebaran pebble dan kapak pendek sampai ke tempat asal mula ras Papua melanosoide di teluk Tonkin,Vietnam. Akhirnya ditemukan pusat pebble dan kapak pendek berasal dari Hoabinhian dan Bacsonian,Vietnam Utara.
4. Pipisan
Pipisan adalah batu-batu Penggiling beserta landasannya. Bila dibandingkan dengan zaman sekarang, barangkali pipisan ini serupa dengan ulekan karena sama-sama digunakan untuk menghancurkan biji-bijian. Hanya saja bentuk pipisan ini datar dan halus. Pipisan ini tidak hanya digunakan untuk menggiling makanan, tetapi juga untuk menghaluskan cat merah yang terbuat dari tanah merah yang merupakan bentuk aktivitas yang berkaitan dengan upacara ritual dan kepercayaan. Alat ini ditemukan di kjokkenmoddinger di sepanjang Sumatera Timur laut, di antara Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatera Utara).
5. Kapak Persegi
![kapak persegi](https://sejarahlengkap.com/wp-content/uploads/2018/08/kapak-persegi-300x140.jpg)
6. Kapak Bahu
Kapak bahu adalah sejenis kapak persegi yang pada tangkainya diberi leher sehingga membentuk botol persegi. Kapak bahu ini ditemukan pada zaman neolithikum. Daerah kebudayaan kapak bahu ini meluas dari Jepang, Formosa, Filipina terus ke barat sampai sungai Gangga. Tetapi anehnya batas selatannya adalah bagian tengah Malaysia Barat. Dengan kata lain di sebelah Selatan batas ini tidak ditemukan kapak bahu, jadi neolithikum Indonesia tidak mengenalnya, meskipun juga ada beberapa buah ditemukan yaitu di Minahasa.
No comments:
Post a Comment