1. Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak adalah salah satu masjid paling tua yang ada di Negara Indonesia dan merupakan Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia. Masjid ini berada di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah. Masjid Demak dipercayai warga setempat pernah menjadi tempat berkumpulnya para wali yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa yang dikenal sebagai Walisongo. Pendiri dari masjid Agung Demak adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar tahun ke-15 Masehi. (Baca Juga : Sejarah Masjid Agung Semarang)
2. Masjid Gedhe Kauman
Mesjid Gedhe Kauman Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah masjid raya dari Kesultanan Yogyakarta, atau Masjid Besar milik Provinsi Yogyakarta, yang berlokasi di sebelah bagian barat kompleks Alun-alun Utara dari Keraton Yogyakarta. Masjid Gedhe Kauman didirikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I bersama dengan Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat (penghulu keraton Yogyakarta pertama) dan Kyai Wiryokusumo sebagai arsitek dari masjid ini. Masjid tersebut didirikan pada hari Ahad Wage, 29 Mei 1773 M atau 6 Robi’ul Akhir 1187 H.
3. Masjid Ampel
Masjid Ampel adalah sebuah bangunan masjid kuno yang berlokasi di kelurahan Ampel, kecamatan Semampir, kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Masjid ini memiliki luas 120 x 180 meter persegi ini dibangun pada tahun 1421 oleh Sunan Ampel, yang didekat masjid ini terdapat kompleks pemakakaman Sunan Ampel.
Masjid ini pada saat sekarang menjadi objek wisata religi di kota Surabaya, masjid ini dikelilingi oleh bangunan yang memiliki arsitektur Tiongkok dan Arab. Disamping kiri dari halaman masjid, terdapat sebuah sumur yang diyakini warga setempat sebagai sumur yang bertuah, biasanya digunakan oleh mereka yang yakin sebagai penguat janji atau sumpah. (Baca Juga : Sejarah Istana Al Hamra)
4. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
![Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat](https://sejarahlengkap.com/wp-content/uploads/2018/07/Keraton-Ngayogyakarta-Hadiningrat-300x205.jpg)
Keraton Yogyakarta mulai dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca dari Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi dari keraton ini konon cerita warga setempat adalah bekas dari sebuah pesanggarahan yang memilik nama Garjitawati. Pesanggrahan Garijitawati digunakan untuk istirahat dari iring-iringan jenazah raja-raja dari KesultananMataram yang akan dimakamkan di Kompleks Pemakaman Imogiri. Versi lain mengatakan bahwa lokasi dari keraton ini adalah sebuah mata air yang bernama Umbul Pacethokan, yang terletak di tengah hutan Beringan.
No comments:
Post a Comment